Judul : Surat Cinta Dari
Kairo
Penulis : Luna Syahrazade
Penerbit : Sadasiva
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit :
2006
Cetakan : Ke-1
Deskripsi Fisik : 356 hlm.; 18 cm.
ISBN : 979-98637-6-8
Sebuah kisah
yang dituliskan oleh Luna Syahrazade, dimana nama itu dihadirkan kembali dalam
kisahnya di Surat Cinta Dari Kairo.
Novel ini berisikan sebuah kisah cinta yang tak mengenal kat menyerah dari
apapun. Cinta adalah segala-galanya, lebih kuat dari hidup dan lebih dahsyat
dari kematian. Menghadirkan tentang kisah kasih sepasang manusia, Luna dan Nuh,
yang mendebarkan, romantis, inspiratif, dan penuh dengan keharuan.
Sosok
Luna dalam novel ini digambarkan sebagai pribadi yang periang, cerdas, humoris,
dan apa adanya. Luna disibukkan oleh pekerjaannya mengurus café peninggalan
mantan suaminya. Sementara, Nuh sebagai pimpinan sebuah perpustakaan yang
letaknya tidak begitu jauh dari café milik Luna. Kisah ini dimulai dari
pertemuan mereka berdua di café milik Luna yang. Pada saat itu Nuh belum
mengetahui bahwa café yang didatanginya adalah milik Luna, begitu juga dengan Luna
tidak mengetahui bahwa Nuh menjadi pimpinan perpustakaan yang berada tidak jauh
dari cafénya. Mereka lalu berkenalan dan pada akhirnya mereka menjalin cinta.
Namun perjalanan cinta mereka tidaklah semudah seperti yang dibayangkan.
Pasangan kekasih ini dihadapakan dengan berbagai persoalan yang berkecamuk
diatas hubungan mereka. Mulai dari masalah kepribadian, sikap atau gaya hidup
masing-masing pribadi, pemahaman akan sebuah kata cinta, kenangan masa lalu,
tradisi serta keluarga, hingga banyangan akan masa depan.
Persoalan
yang paling pelik datang ketika seorang Luna harus menghadap Umi Latifah yang
tidak lain adalah Ibunda Nuh setelah sebelumnya Nuh berkirim surat yang
menyampaikan permasalahn tradisi keluarganya. Secara tegas Umi Latifah menolak
hubungan mereka berdua, lantaran Luna yang masih terbilang muda adalah seorang
janda. Serta keluarga Nuh memiliki tradisi yang berbeda dengan keluarga Luna.
Ibunda Nuh beranggapan bahwa hubungan mereka akan sia-sia saja dan mustahil
saja keduanya akan menjalin hubungan hingga ke mahligai pernikahan.
Akhirnya Nuh
meninggalkan Luna demi kehormatan keluarganya untuk melanjutkan studinya di
Universitas Al-Azhar Kairo, tempat dimana ayahanda Luna, Abu Syahrazade bekerja
sebagai dosen di sana. Nuh meninggalkan semuanya di tengah-tengah kepelikan
yang meremukkan hatinya, ia dihadapakan dengan dua pilihan antara Luna
perempuan yang sangat dikasihinya dan keluarganya yang kukuh memepertahankan
tradisi dalam menjalin sebuah hubungan. Tiga bulan setelah kepergian Nuh ke
Kairo datanglah sebuah surat yang ditujukan untuk kekasih hatinya Luna
Syahrazade. Setelah menerima itu, Luna merasakan jauh lebih baik hidupnya.
Kepergian Nuh ke Kairo membawa kebaikan dan kelegaan begitu besar bagi Luna,
banyangan Luna mengenai masa depan juga ia ubah setelah membaca surat – sebuah
surat cinta dari Kairo.
Itu semua
hanyalah sepenggal kisah yang ada dalam novel ini, ketika kita mencoba
membacanya lebih lanjut, sungguh banyak teka-teki dari setiap kata yang ditorehkan
oleh penulis. Teka-teki inilah yang yang senantiasa membayangi pembaca dalam
memahami makna cinta yang sesungguhnya. Novel ini ditujukan bagi para remaja
yang tengah mencari jati dirinya. Akan terasa penuh haru ketika membaca novel
ini dan sarat dengan inspirasi bagi pembacanya. Seperti halnya dengan novel
dengan tema lainnya, novel ini juga menghadirkan sisi romantis dari pelakunya,
Luna dan Nuh. Materi dan penyampaiannya dalam novel ini cukup baik, namun
terkadang pembaca susah mencerna dari kata-kata tersebut, namun disinilah letak
kekuatan novel Surat Cinta Dari Kairo ini.
Jika mencintai cinta, kita hanya harus
terus bertahan, dari segala apa, dari yang bukan apa-apa.
Riani_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar