My Mother is My Heroine
Ibu, 20 tahun yang lalu aku
mengenal engkau lewat sentuhan kasih sayang itu. Saat itu juga aku merasakan
betapa cintanya engkau kepada anakmu. Tanpa mengenal waktu dan lelah, engkau
senantiasa ada untuk diriku. Di malam hari ketika mata ingin dimanjakan untuk
tidur, engkau rela bangun ketika mendengar tangis kecilku. Sungguh betapa besar
pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku Ibu.
Pada 1997, kembali akau melihat
perjuangan engkau untuk adikku. Diambang krisis moneter itu, teringat engkau
masih tetap memberikan kasih sayang yang sama terhadap anak keduamu Ibu.
Semenjak itu kadang rasa iri muncul pada diriku terhadap adikku sendiri. Tanpa
sadar rasa iri yang muncul itu membuat batin Ibu menangis. Terdengar dari
panjatan doanya ketika habis sholat. Senantiasa beliau memohon perlindungan
atas keluarganya, anaknya, terutama kesabaran dan kekuatan untuk menjadi
seorang Ibu.
Kini aku bukanlah anakmu yang
kecil dulu Ibu…, kini aku telah dewasa. Benar Ibu, aku dewasa berkat kasih sayang
dan pelajaran hidup yang selalu engkau berikan. Selama ini aku selalu merasakan
semangat, kerja keras, serta pantang menyerahmu Ibu. Itulah yang secara tidak
langsung membuat aku sadar untuk menghargai, Ibu engkau telah berbuat banyak
untuk keluargannya, untuk aku. Ketika dalam kondisi mendesakpun selalu ada plan A, plan B, dan plan- plan lain
dalam mengatasinya. Luar bisa pelajaran yang dapat dipetik ketika mengingat
beliau.
Ibu.. engkaulah cinta dan kasih
ku Ibu. Senantiasa kau memberikan cahaya penerang di gelapku Ibu. Senantiasa
engkau berikan waktumu untukku dikala sempitmu. Dilelahmu masih saja muncul
kesahajaanmu untukku. Tak pernah berhenti engkau mendengar keluh kesahku.
Ibuku… banyak hal yang telah
engkau lakukan dan berikan untuk anakmu ini. Hanya ucapan terima kasih yang tak
terhenti selalu kuhaturkan untuk engkau Ibu. Karena untuk saat ini dan mungkin
nanti hanya itu yang bisa saya ungkapkan. Bila dihitung itu tidak sepadan
dengan pengorbananmu. Dengan rendahku Ibu, senantisa kumohonkon restu untuk
segala langkahku. Karena ridho engkau
akan meringankan segala langkahku disamping ridho-Nya.
…banyak kata yang dapat diucapkan
untuk menyebutkan engkau, wanita bersahaja. Ibu, Umi, Mama, Mami, Emak, Mamak,
Biyung, Bunda, Simbok, dan entah apalagi untuk mengungkapkannya. Namun satu hal
yang perlu diingat, apapun sebutannya mereka tetap wanita hebat yang harus kita
hormati. Ingatlah segala pengorbanannya ketika kita ingin membengkangnya.
Teruntuk Ibu yang telah membawa
aku kedunia, termakasih untuk segalanya. Kasihmu yang lembut itu selalu
menemani suka dukaku. Engkau telah hangatkan hariku dengan cintamu. Engkau
sejukkan hati ini dengan sayangmu.
..........
Ibu tak kuasa akuu menulis ini untuk ku haturkan kepada engkau. Banyak salah
yang pernah ku perbuat kepadamu Ibu. Namun, inilah aku putrimu yang bangga akan
semangatmu, semangat bagaikan pahlawan dalam kebenaran. Sebelum banyak air mata
yang menetes, ingin rasanya menyampaikan… Ibu engkaulah cinta dan kasih ku,
pengorbananmu sungguh sangat berarti. I
love you Mom, you are my heroine:*