Rabu, 03 Oktober 2012

My Book= My Life _


My Book= My Life

            Ini semua berawal dari sebuah kata, yaitu buku, yang menurut teman kecil di rumah diartikan sebagai kumpulan beberapa lembar kertas yang bertuliskan sesuatu hal yang kemudian dibukukan menjadi satu dan siap untuk dibaca. Memang tidak keliru juga buku diartikan seperti itu oleh beberapa teman kecil kita. Yaa, karena memang benar buku juga tersusun dari beberapa lembar kertas yang dibukukan menjadi satu yang tentunya buku itu tertuliskan sesuatu yang dapat kita baca, mempengaruhi kehidupan kita, atau bahkan apa yang terjadi pada kita dituliskan pula dalam sebuah buku dan kita membacanya.
            My Book= My Life , yups!. Buku ku adalah hidupku, begitu juga hidupku adalah cerita yang tertuang dalam sebuah buku dan dapat dinikmati oleh kita sendiri  maupun orang lain. Merupakan sebuah kebetulan atau kesengajaan juga tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yang pasti ketika sedang mengalami suatu hal tiba- tiba saja selalu membaca buku dengan tema yang sesuai dan akhirnya menemukan problem solving-nya. Terkadang ketika masalah atau hal yang hadir sudah terjadi di waktu yang lampau, tanpa sengaja juga suatu saat membaca buku dengan hal/ topik yang sama seperti yang pernah dirasakan. Entah dari mana buku itu berasal, membeli, pinjam, hadiah maupun sekedar membaca dirumah teman, namun yaa… memang seperti inilah, selalu dikelilingi buku- buku bagus yang sesuai dengan apa yang sedang dialami, tidak jarang juga setelah membaca buku dapat memeperoleh jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapi. It’s sounds good.
 ***
Ujian Kelulusan, Keyakinan, dan Kelemahan
            Ketika ujian kelulusan tingkat atas mulai membayangi pikiran dan membuat sedikit resah, tanpa direncanakan buku yang banyak mengulas tentang ujian mulai persiapan hingga apa yang harus dikerjakan ketika ujian telah dimiliki dan mulai dibaca. Memiliki buku ini mulanya dimulai dari kegemaran hunting buku- buku murah disebuah pameran buku yang sering diadakan di Kota Pelajar ini. Seringnya frekuensi pameran yang diselenggarakan di Yogya, membuat saya lebih hemat dan menyisihkan uang saku dan nantinya dibelanjakan buku ‘murah’ disebuah pameran. Berbicara mengenai buku yang sangat membantu menghadapi ujian, saya dapatkan pertama kali datang ke sebuah stand pameran, baca sinopsisnya, than lihat harganya, dan alhamdulillah cocok sekali dengan apa yang sedang dirasakan. Berawal dari situlah buku yang berjudul Ujian Sukses Tanpa Stress! besutan Fatan Fanntastik saya dapatkan dan pada akhirnya menjadi guide dalam menghadapi ujian kelulusan, karena memang di dalamnya terdapat step by step menghadapi ujian, mulai dari sebelum hingga pada hari-H ujian berlangsung. Alhamdulillah sangat membantu dalam menghadapi keresahan dan ketakutan akan ujian, dan akhirnya LULUS.
Selepas lulus dari sekolah tingkat atas, kegemaran pergi jalan- jalan hunting buku di berbagai pameran buku, ngadem di perpustakaan seraya membaca buku, bahkan berlama- lama berdiam diri di toko buku untuk membaca buku baru secara free tetap berlangsung. Hingga pada akhirnya pilihan untuk melanjutkan belajar tidak jauh- jauh dari dunia literasi, yups Ilmu Perpustakaan. Dari sinilah semangat untuk terus menjadi pejuang literasi semakin membara. Pada suatu saat mendapatkan tugas membuat blog dan mengisinya dengan entri- entri sesuai dengan pilihan, lalu saya putuskan untuk mengisi postingan dengan berbagai resensi buku. Setelah berhasil dengan beberapa resensi terdahulu, di tengah jalan kehabisan buku- buku yang bagus untuk diresensi. Akhirnya, tanpa berpikir akan mendapatkan buku saya mein ke rumah salah satu teman, dan akhirnya pulang dengan segepok buku sebagai bahan  bacaan dan tentunya sebagai bahan resensi berikutnya. Dibaca dan dibaca ada satu buku yang bagus dan sekiranya cocok untuk diresensi, sebuah buku karya Vanny Chrisma W. yang berjudul Wo Ai Ni Allah. Siapa sangka, selain baik untuk diresensi, melalui buku inilah serasa diberikan wejangan untuk lebih mempertebal keimanan, karena masih banyak di luar sana yang hidup dikalangan atheis. Sungguh emosional dan inspirasi ketika membaca buku itu. Unpredictable and unforgetable book.
Berjalannya waktu sebagai mahasiswi semester 4, terkadang timbul berbagai dilema yang tak urung menjadi sebuah anggapan lemah kepada diri sendiri. Ketika menghadapi keadaan seperti itu, buku seperti pelampiasaan perasaan yang pas. Karena, dengan membaca buku seperti mendapat teman cerita yang pas, walau kita hanya sebatas membaca buku dan ketika ada hal yang baik akan kita aplikasikan di kehidupan. Masih dalam project resensi buku, tanpa memilih dan memilah pilihan jatuh pada buku dengan judul Bunga Cantik di Balik Salju karya T. Andar. Siapa sangka, buku yang memiliki  cover depan seorang anak kecil sedang bermain bunga itu memiliki isi yang luar biasa, menginspirasi bagi pembacanya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, selesailah juga membaca buku itu ssebaga penghilang kegalauan hati, dan alhasil buku itulah yang memberikan keyakinan pada diri kita bawasannya hidup di dinia ini harus diandaikan seperti bunga dandelion. Sebuah bunga liar yang kuat, disaat tumbuhan lainnya mati, bunga ini mampu bertahan hidup walaupun di sela- sela batu. Karena, dandelion bisa hidup di mana saja asalkan terdapat sinar matahari. Sebuah pelajaran bagi kita semua, bawasannya dalam hidup kita harus berusaha survive dengan berbagai keadaan, karena kita tidak akan hidup sendirian walaupun berada di tempat yang terpencil pun.
***
Hadiah
            Di atas hanyalah beberapa cerita pengalaman hidup dengan buku, sungguh betapa mengertinya buku dengan kehidupan kita. Berangkat dari situlah, kita juga harus mengerti keberadaan sebuah buku, dan dengan buku pula kita dapat mengerti orang di sekitar kita.
Bagaimana tidak, buku dapat dijadikan sebagai hadiah terindah yang ditujukan kepada orang tua, teman, hingga yang terkasih. Sering sekali membeli buku dan kekurangan waktu untuk membacanya sehingga buku yang masih terbungkus plastik dengan rapinya dan di tumpuk di rak atau bahkan kardus. Ketika ada teman kita ada yang sedang ulang tahun, mendapatkan juara, bahkan menikah dan sedang mepet biaya, kita dapat mengalih fungsikan buku yang masih tersimpan rapi yang tadinya akan dibaca menjadi sebuah kado terindah bagi orang di sekitar kita. Mungkin terkesan wagu, buku yang dijadikan hadiah/ tanda sayang bagi mereka, tanpa memikirkan hal itu buku pasti akan menjadi sesuatu yang spesial bagi mereka, apalagi ketika kita dapat memberikan buku yang sesuai dengan kondisi.
***
Beramal Untuk Sesama
            Beramal, dalam benak kita pula harus punya uang untuk diamalkan/ disumbangkan. Namun, keliru ketika kita berpikir harus dengan uang bila akan beramal. Lalu dengan apa kita dapat membantu sesama?. Lebih jauh memahami kebutuhan masyarakat akan bacaan, banyak dijumpai masyarakat yang kuramg bisa menikmati fasilitas membaca. Berangkat dari permasalahan itulah, kenapa tidak diadakan penggalangan buku, bank buku, atau apapun kita menyebutnya, yang pasti intinya sebuah acara amal yang beramalnya lewat buku. Dengan memberikan sebuah buku saja, tidak harus baru secara tidak langsung kita sudah membantu mencerdaskan masyarakat negeri ini. Semakin baik dan baru buku yang kita berikan, semakin banyak manfaat dan keterpakainnya pun semakin lama.
Sungguh indah ketika kita berbicara mengenai buku. Buku dapat mengeskpresikan berbagai macam perasaan dan keadaan. Melalui buku pula kita dapat membantu sesama melalui berbagai kegiatan amal penggalangan amal yang nantinya akan didistribusikan untuk masyarakat luas, satu buku yang kita sumbangkan berarti kita sudah membantu mencerdaskan negeri ini. Banyak buku baik yang isinya sangat menginspirasi kita, menjadi jawaban atas suatu permasalahan, serta membuka cakrawala wawasan.
            Buku telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, banyak kejadian hidup yang selalu menghadirkan buku ditengah- tengahnya. Cerita hidup ku juga banyak  dituliskan oleh berbagai buku, yang terkadang membuat geli ketika membacanya, ternyata sama yaa ceritanya dengan apa yang sedang saya rasakan:D. Inilah sedikit cerita tentang kehidupan yang selalu diwarnai dengan keberadaan buku, tidak ada rasa kecewa sedikit pun mengenal benda satu ini, lewat buku pemikiran dan wawasan kita pula akan bertambah. This is my story, what about you?

Riani_