My Book= My Life
Ini semua berawal dari sebuah kata,
yaitu buku, yang menurut teman kecil
di rumah diartikan sebagai kumpulan beberapa lembar kertas yang bertuliskan
sesuatu hal yang kemudian dibukukan menjadi satu dan siap untuk dibaca. Memang
tidak keliru juga buku diartikan seperti itu oleh beberapa teman kecil kita.
Yaa, karena memang benar buku juga tersusun dari beberapa lembar kertas yang
dibukukan menjadi satu yang tentunya buku itu tertuliskan sesuatu yang dapat
kita baca, mempengaruhi kehidupan kita, atau bahkan apa yang terjadi pada kita
dituliskan pula dalam sebuah buku dan kita membacanya.
My
Book= My Life , yups!. Buku ku
adalah hidupku, begitu juga hidupku adalah cerita yang tertuang dalam sebuah
buku dan dapat dinikmati oleh kita sendiri maupun orang lain. Merupakan sebuah kebetulan
atau kesengajaan juga tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yang pasti ketika
sedang mengalami suatu hal tiba- tiba saja selalu membaca buku dengan tema yang
sesuai dan akhirnya menemukan problem
solving-nya. Terkadang ketika masalah atau hal yang hadir sudah terjadi di
waktu yang lampau, tanpa sengaja juga suatu saat membaca buku dengan hal/ topik
yang sama seperti yang pernah dirasakan. Entah dari mana buku itu berasal,
membeli, pinjam, hadiah maupun sekedar membaca dirumah teman, namun yaa… memang
seperti inilah, selalu dikelilingi buku- buku bagus yang sesuai dengan apa yang
sedang dialami, tidak jarang juga setelah membaca buku dapat memeperoleh
jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapi. It’s sounds good.
***
Ujian
Kelulusan, Keyakinan, dan Kelemahan
Ketika ujian kelulusan tingkat atas
mulai membayangi pikiran dan membuat sedikit resah, tanpa direncanakan buku
yang banyak mengulas tentang ujian mulai persiapan hingga apa yang harus
dikerjakan ketika ujian telah dimiliki dan mulai dibaca. Memiliki buku ini
mulanya dimulai dari kegemaran hunting
buku- buku murah disebuah pameran buku yang sering diadakan di Kota Pelajar
ini. Seringnya frekuensi pameran yang diselenggarakan di Yogya, membuat saya lebih
hemat dan menyisihkan uang saku dan nantinya dibelanjakan buku ‘murah’ disebuah
pameran. Berbicara mengenai buku yang sangat membantu menghadapi ujian, saya
dapatkan pertama kali datang ke sebuah stand pameran, baca sinopsisnya, than
lihat harganya, dan alhamdulillah cocok sekali dengan apa yang sedang dirasakan.
Berawal dari situlah buku yang berjudul Ujian
Sukses Tanpa Stress! besutan Fatan Fanntastik saya dapatkan dan pada
akhirnya menjadi guide dalam
menghadapi ujian kelulusan, karena memang di dalamnya terdapat step by step menghadapi ujian, mulai
dari sebelum hingga pada hari-H ujian berlangsung. Alhamdulillah sangat
membantu dalam menghadapi keresahan dan ketakutan akan ujian, dan akhirnya
LULUS.
Selepas
lulus dari sekolah tingkat atas, kegemaran pergi jalan- jalan hunting buku di berbagai pameran buku,
ngadem di perpustakaan seraya membaca buku, bahkan berlama- lama berdiam diri
di toko buku untuk membaca buku baru secara free
tetap berlangsung. Hingga pada akhirnya pilihan untuk melanjutkan belajar tidak
jauh- jauh dari dunia literasi, yups Ilmu Perpustakaan. Dari sinilah semangat
untuk terus menjadi pejuang literasi semakin membara. Pada suatu saat
mendapatkan tugas membuat blog dan
mengisinya dengan entri- entri sesuai dengan pilihan, lalu saya putuskan untuk
mengisi postingan dengan berbagai resensi buku. Setelah berhasil dengan
beberapa resensi terdahulu, di tengah jalan kehabisan buku- buku yang bagus
untuk diresensi. Akhirnya, tanpa berpikir akan mendapatkan buku saya mein ke rumah
salah satu teman, dan akhirnya pulang dengan segepok buku sebagai bahan bacaan dan tentunya sebagai bahan resensi
berikutnya. Dibaca dan dibaca ada satu buku yang bagus dan sekiranya cocok
untuk diresensi, sebuah buku karya Vanny Chrisma W. yang berjudul Wo Ai Ni Allah. Siapa sangka, selain
baik untuk diresensi, melalui buku inilah serasa diberikan wejangan untuk lebih mempertebal keimanan, karena masih banyak di
luar sana yang hidup dikalangan atheis. Sungguh emosional dan inspirasi ketika
membaca buku itu. Unpredictable and unforgetable
book.
Berjalannya waktu
sebagai mahasiswi semester 4, terkadang timbul berbagai dilema yang tak urung
menjadi sebuah anggapan lemah kepada diri sendiri. Ketika menghadapi keadaan
seperti itu, buku seperti pelampiasaan perasaan yang pas. Karena, dengan membaca
buku seperti mendapat teman cerita yang pas, walau kita hanya sebatas membaca
buku dan ketika ada hal yang baik akan kita aplikasikan di kehidupan. Masih
dalam project resensi buku, tanpa
memilih dan memilah pilihan jatuh pada buku dengan judul Bunga Cantik di Balik Salju karya T. Andar. Siapa sangka, buku yang
memiliki cover depan seorang anak kecil
sedang bermain bunga itu memiliki isi yang luar biasa, menginspirasi bagi
pembacanya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, selesailah juga membaca buku itu
ssebaga penghilang kegalauan hati, dan alhasil buku itulah yang memberikan
keyakinan pada diri kita bawasannya hidup di dinia ini harus diandaikan seperti
bunga dandelion. Sebuah bunga liar yang kuat, disaat tumbuhan lainnya mati,
bunga ini mampu bertahan hidup walaupun di sela- sela batu. Karena, dandelion
bisa hidup di mana saja asalkan terdapat sinar matahari. Sebuah pelajaran bagi
kita semua, bawasannya dalam hidup kita harus berusaha survive dengan berbagai keadaan, karena kita tidak akan hidup
sendirian walaupun berada di tempat yang terpencil pun.
***
Hadiah
Di atas hanyalah beberapa cerita
pengalaman hidup dengan buku, sungguh betapa mengertinya buku dengan kehidupan
kita. Berangkat dari situlah, kita juga harus mengerti keberadaan sebuah buku,
dan dengan buku pula kita dapat mengerti orang di sekitar kita.
Bagaimana
tidak, buku dapat dijadikan sebagai hadiah terindah yang ditujukan kepada orang
tua, teman, hingga yang terkasih. Sering sekali membeli buku dan kekurangan
waktu untuk membacanya sehingga buku yang masih terbungkus plastik dengan
rapinya dan di tumpuk di rak atau bahkan kardus. Ketika ada teman kita ada yang
sedang ulang tahun, mendapatkan juara, bahkan menikah dan sedang mepet biaya, kita
dapat mengalih fungsikan buku yang masih tersimpan rapi yang tadinya akan
dibaca menjadi sebuah kado terindah bagi orang di sekitar kita. Mungkin
terkesan wagu, buku yang dijadikan
hadiah/ tanda sayang bagi mereka, tanpa memikirkan hal itu buku pasti akan
menjadi sesuatu yang spesial bagi mereka, apalagi ketika kita dapat memberikan
buku yang sesuai dengan kondisi.
***
Beramal
Untuk Sesama
Beramal, dalam benak kita pula harus
punya uang untuk diamalkan/ disumbangkan. Namun, keliru ketika kita berpikir
harus dengan uang bila akan beramal. Lalu dengan apa kita dapat membantu
sesama?. Lebih jauh memahami kebutuhan masyarakat akan bacaan, banyak dijumpai
masyarakat yang kuramg bisa menikmati fasilitas membaca. Berangkat dari
permasalahan itulah, kenapa tidak diadakan penggalangan buku, bank buku, atau
apapun kita menyebutnya, yang pasti intinya sebuah acara amal yang beramalnya
lewat buku. Dengan memberikan sebuah buku saja, tidak harus baru secara tidak
langsung kita sudah membantu mencerdaskan masyarakat negeri ini. Semakin baik
dan baru buku yang kita berikan, semakin banyak manfaat dan keterpakainnya pun
semakin lama.
Sungguh
indah ketika kita berbicara mengenai buku. Buku dapat mengeskpresikan berbagai
macam perasaan dan keadaan. Melalui buku pula kita dapat membantu sesama
melalui berbagai kegiatan amal penggalangan amal yang nantinya akan
didistribusikan untuk masyarakat luas, satu buku yang kita sumbangkan berarti kita
sudah membantu mencerdaskan negeri ini. Banyak buku baik yang isinya sangat
menginspirasi kita, menjadi jawaban atas suatu permasalahan, serta membuka
cakrawala wawasan.
Buku
telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, banyak kejadian hidup yang
selalu menghadirkan buku ditengah- tengahnya. Cerita hidup ku juga banyak dituliskan oleh berbagai buku, yang terkadang
membuat geli ketika membacanya, ternyata sama yaa ceritanya dengan apa yang
sedang saya rasakan:D. Inilah sedikit cerita tentang kehidupan yang selalu
diwarnai dengan keberadaan buku, tidak ada rasa kecewa sedikit pun mengenal
benda satu ini, lewat buku pemikiran dan wawasan kita pula akan bertambah. This
is my story, what about you?