Selasa, 29 Mei 2012

Dunia Padmini_resensi



Judul                           : Dunia Padmini
Penulis                        : Trie Utami
Penerbit                      : Pustaka Sastra
Kota Terbit                : Yogyakarta
Tahun Terbit              : 2010
Cetakan                      : Ke-1
Deskripsi Fisik           : xxiv+ 254 hlm.; 18 cm.
ISBN                           : 979-25-5311-8

            Buku karya Trie Utami ini memiliki ide dan penokohan mengenai dunia perempuan. Melalui karyanya yang terbungkus rapi dengan judul Dunia Padmini, penulis seakan berusaha memperlihatkan sebuah perubahan mindset di kalangan perempuan Jawa terdidik khususnya, yang lebih open mind serta tidak sepenuhnya percaya dengan sikap narimo ing pandum yang telah melekat pada benak kita sebagai perempuan. Dunia Padmini merupakan representasi dari tokoh didalam cerita yang bernama Padmini pula.
            Padmini oleh penulis digambarkan sebagai perempuan Jawa yang cerdas nan modern. Sebuah seting kultural yang sama dengan Pengakuan Pariyem: Dunia Batin Seorang Wanita Jawa karya Linus Suryadi AG. Antara Dunia Padmini dan Pengakuan Pariyem memililki ide yang sama yaitu tentang perempuan. Namun, Pariyem merupakan wujud presentasi perempuan Jawa yang narimo ing pandum, sedangkan Padmini adalah gambaran perempuan Jawa yang modern dan open mind. Pada buku ini terdapat sembilan bab yang dinyatakan dalam sangasutra yang ditujukan kepada perempuan dan dunia. Pada setiap bab/ sutranya, penulis selalu menghadirkan permasalahan yang terjadi pada perempuan. Tokoh yang diambil sebagai contoh tidak lain dan bukan adalah teman ataupun kerabat dekat dari penulis. Setelah memaparkan permasalahan yang terjadi, penulis selalu menyimpulkan dengan pendapatnya sendiri tanpa menyudutkan perempuan serta seraya berkata ‘pilihlah solusi yang ini ketika kalian mendapatkan permasalahan yang sama’. Disetiap tulisannya yang dianggap itu penting dan ditekankan agar perempuan membacanya selalu ditulis dengan cetak tebal. Padmini merupakan ekspresi dari suara hati perempuan yang memiliki kecerdasan serta kepekaan dalam membaca sutu realitas kehidupan.
            Cerita mengenai Padmini memberikan cara pandang yang berbeda atas dunia yang biasanya dilakukan oleh perempuan Jawa. Buku ini menjadi cermin bagi kita semua untuk melihat diri sendiri dalam merumuskan sebuah konsep mengenai struktur sosial yang berkeadilan, khususnya keadilan bagi perempuan. Melalui buku ini kita dapat mengetahui bahwa tidak selamnaya kenyataan itu berifat statis, kehidupan perempuan yang selama ini dikungkung dengan tradisi yang mengharuskan perempuan hanya ada di lingkungan domestik, kini lewat tokoh Padmini dapat diubah menjadi sesuatu yang dapat mengikuti zaman. Karena, memang terkadang tradisi yang ada menjadi tembok besar yang membelenggu kebebasan perempuan, tentunya kebebasan yang tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Perempuan juga harus diberi kebebasan seperti halnya dengan lawan jenisnya, karena pada dasarnya perempusn dan laki- laki itu sama, yang menjadi pembeda hanyalah pandangan orang- orang yang saat itu duluan ada daripada kita, bahkan lebih tua dari kakek nenek buyut kita sekalipun. Pandangan itulah yang akhirnya memberikan sekat- sekat di antara keduanya. 
Penulis lewat Padmini berhasil mengubah penderitaan menjadi harapan, tekanan menjadi tantangan, serta kelemahan menjadi sebuhah kekuatan. Materi buku yang baik dikemas dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami ini membuat pembaca akan terus penasaran dengan cerita- cerita berikutnya yang tertuang dalam surat penulis yang ditujukan untuk Padmini, simbol perempuan modern yang tidak akan pernah lupa dengan kodratnya. Membaca buku ini kita akan hanyut dalam dialog jiwa, jika pembaca membaca dengan penuh perasaan akan ditemukan berbagai teori. Buku ini adalah potret realitas kehidupan yang lahir dari penulisnya sendiri, yang dalam kesempatan ini diwujudkan dengan tokoh Padmini. Dunia Padmini direkomendasikan bagi para ibu, calon ibu, ataupun para remaja dengan harapan nantinya memiliki open mind khususnya bila mereka adalah perempuan Jawa.

Padmini, sampaiakan salam hormatku untuk lelakimu, dan kecup kening anak- anakmu untukku ya…
           
Riani_

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar